-->

Dua Garis Biru [Review]


Bima dan Dara sepasang kekasih yang beda kasta baik dari segi ekonomi sampai kemampuan akademik sekalipun. Namun kedua nya saling cinta. Hingga suatu hari mereka keluar batas dan membuahkan hasil dua garis merah pada test pack.

Jadi mengapa judul nya dua garis biru?
Hal ini dikarenakan anak yang dikandung dara itu laki laki. Karena laki laki identik dengan biru maka jadi lah dua garis biru.

Plot nya sih klise. Dua pasang muda mudi pacaran, kebablasan, hamil, keluarga dan sekolah heboh, melahirkan, dan pisah.
Yap.... kisah seperti ini selalu berakhir dengan pisah. Why?.... mungkin mereka terlalu cinta lalu berbagi dosa bersama dan sadar bahwa mereka sama sama tidak waras dalam menyikapi hubungan lalu mereka akhir nya mengenal apa yang disebut cinta tak harus memiliki.

Begitu pula dengan Bima dan Dara. Dara yang berasal dari keluarga menengah ke atas tentu sudah memikirkan masa depan dengan matang, dia ingin ke korea, jadi manager artis korea, dapat beasiswa ke korea dan semua yang berbau korea.
Sedangkan Bima, impian saja dia tidak punya, mau kuliah saja diwajibkan pilih negeri agar murah, nilai pas-pas an yang bikin keluarga nya pesimis dan lebih menyarankan bekerja saja dari pada kuliah, dari pada kantong jadi lebih tipis, ya memang lebih baik kalo di isi saja dengan bekerja secepat nya.

Namun semua nyaris goyang karena kehamilan Dara. Dara dikeluarkan, Bima tidak. Awal nya keluarga Dara menentang keras kehamilan Dara. Dia di usir lalu dibawa Bima ke rumah nya yang 180 derajat beda jauh dengan lingkungan yang di tempati nya selama ini.

Sadar bahwa Dara masih anak nya, orang tua Dara kemudian menjemput Dara. Dan dengan berdasarkan kepalang basah, orang tua Bima pun melamar Dara untuk menjadi istri Bima.

Namun beda kasta beda pula solusi nya, orang tua Dara ingin anak Dara di adopsi saja oleh keluarga lain dan bahkan dengan kesepakatan Dara dan Bima akan dipanggil tante dan om oleh anak nya nanti.
Sedangkan orang tua Bima ingin anak Bima di jaga saja oleh Bima, dari pada harus di adopsi, toh Bima adalah ayah nya.

Karna tak kunjung pula mendapatkan titik temu. Akhir nya mereka mengambil jalan tengah. Dara dan Bima berpisah, anak mereka di urus Bima dan Dara tetap pergi ke Korea.

Egois? Ya.. memang cukup egois. Namun memang begitulah cara masyarakat sekarang menyelesaikan masalah yang masih tabu hingga saat ini. Semakin elit orang nya semakin kurang empati nya. Mau protes? Kebanyakan nya gitu... sulit untuk mengelak.

Meski ini adalah film MBA namun kalian tak usah piktor dulu. Tak ada adegan mantap mantap di sini. Cukup family friendly. Namun tetap tidak disaran kan nonton sama emak emak bawel. Bukan nya asyik nonton dan menghayati, kalian malah habis di ceramahin karena kesalahan yang sebenar nya tak pernah kalian lakukan hanya karena perasaan parno.

SKOR KODOK : 8/10



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kodok Curhat


0 komentar:

Posting Komentar