Tsubaki Bunguten [Review]
Kamakura sendiri sudah cukup familiar bagi saya sejak menonton drama second love di aplikasi viu saat awal awal bulan puasa kemaren.
Kamakura itu tempat yang dekat dengan laut , penuh dengam rumah rumah tua , dan banyak wisata wan ke sana ya karena alasan alasan tadi.
Nah terlepas dari itu semua dorama ini fokus pada poppo chan , wanita di umur 20 an yang datang ke kamakura setelah 8 tahun meninggalkan kamakura karena tidak tahan dengan sifat tegas nenek nya.
Poppo sendiri tidak tahu siapa ibu nya dan dia selalu di paksa nenek nya untuk belajar menulis, hal ini di karena kan nenek nya berniat untuk mewariskan toko nya pada poppo.
Awal nya saya merasa kurang kerjaan banget ya orang jepang bikin cerita toko alat tulis apa istimewa nya coba, ternyata ini bukan toko alat tulis biasa, toko ini menerima jasa menulis surat bagi yang menginginkan nya.
Kasus pertama poppo adalah surat untuk menghibur seorang wanita yang ditinggal mati oleh monyet kesayangan nya, dan si pemesan adalah seorang nenek yang dikenal sebagai madam cyder. Awal nya poppo membuat nya sembarangan karena ini hanya monyet kan dan hanya sebuah surat, sayang si pemesan justru menolak mentah mentah surat buatan poppo. Setelah berkunjung ke rumah pemilik monyet baru lah dia tahu kalo monyet satu ini adalah monyet istimewa setelah itulah poppo sadari bahwa yang dia lakukan bukan lah hanya sekedar menulis surat melain kan menyampaikan perasaan sang pemesan melalui surat yang dia tulis, cukup menarik bukan..
Setiap episode nya berbeda kasus yang poppo tangani dan bahkan ada bubuhan kisah cinta di dalam nya dengan porsi yang tak berlebih.
Kamakura dan surat sunggu pasangan yang pas di tambah keindahan bunga tsubaki yang tak memiliki wangi benar benar kesan klasik nya dalam sekali
Skor Kodok : 7,5/10
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kodok Curhat
0 komentar:
Posting Komentar